Cerita Panggung “Galang Hadir” di Konser Air

Mendarat di Bandara Luwuk Sulawesi Tengah dengan tebing menghadap laut dan landasan yang tidak terlalu panjang mengisyaratkan bahwa di sini adalah kawasan yang tenang jauh dari kesemrawutan kota. Luwuk sebuah daerah yang memiliki wilayah perbukitan langsung menghadap ke laut dengan pemandangan eksotik siang dan malam hari. Airnya tenang dan jernih. Ikan-ikan menari di dalam laut jernih dan itu bisa disaksikan langsung dari darat. Luwuk Berair (bersih, aman, indah, rapih) mengadakan Konser Air Iwan Fals. Sehari sebelum Konser Air digelar tepatnya Jumat (24/4) masyarakat dikejutkan oleh Iwan Fals yang Shalat Jumat di Masjid Agung An-Nur Luwuk. Usai Shalat Jumat Iwan Fals diserbu masyarakat untuk bersalaman. Iwan Fals menjadi kerumunan dan terjepit sampai sulit untuk keluar masjid. Iwan Fals diarahkan keluar melalui pintu belakang mimbar masjid. Tidak cukup disitu, masyarakat menyerbu mobil yang ditumpangi Iwan Fals. Masyarakat terus memburu mobil dan Iwan Fals membuka kaca jendela sambil menyalami mereka. Sebagian yang tidak ngotot menyerbu Iwan Fals terdengar dari kejauhan mengucapkan salam “Bang Iwan, Assalamualaikum.” Iwan Fals walau sambil mengayunkan langkah kaki tapi tetap membalas dengan jawaban “Waalaikumsalam.”

Rombongan menuju sebuah lokasi melewati jalanan bukit selama tidak lebih satu jam. Lokasi yang dituju adalah Air Terjun Salodik. Hijau, sejuk, segar dan air yang dingin menarik minat Iwan Fals untuk mengitari kawasan yang dihiasi pepohonan dan air terjun. Siang itu Iwan Fals berjalan sekedar ingin menyaksikan pemandangan air terjun dari bawah. Dari bawah air terjun seolah memanggil-manggil untuk turun ke dalam air yang jernih, dingin, dan menyegarkan. Selang beberapa menit baju dan celana panjang yang dikenakan dicopotnya. Menyusul kemudian Balung, Sonata, Yose. Iwan Fals menunjuk dan memanggil yang lainnya untuk ikut turun ke air. Toto Tewel, Edi Daromi dan beberapa orang crew seperti Bilal dan Wandi turun juga. Sesuai dengan tema, namanya Konser Air maka mesti main air. Karena menikmati air menjawab rasa penasaran tentang keindahan air Kabupaten Luwuk. “Jauh-jauh kesini nggak nyebur nyesel loh,” ucap Iwan Fals.

Sore harinya rombongan menuju lokasi penanaman pohon di Teluk Balong. Teluk Balong diperjuangkan dan diproyeksikan oleh Oi menjadi kawasan RTH (Ruang Terbuka Hijau). Hadir Bupati dan Muspida Kabupaten Banggai. Pengurus BPP Ormas Oi yang memberikan sambutan singkat bicara dengan bahasa daerah “Imbo na kita montanam.” Yang artinya seruan mari kita semua menanam. Selanjutnya Iwan Fals bercerita tentang kesan air laut di Luwuk. “Teman saya pemain gitar mengirim gambar ke saya. Air laut jernih. Ikan-ikan besar menari di kaki. Tak Biru Lagi Lautku, wah saya salah bikin lagu. Ternyata ada laut biru. Itu lagu bikin di Jawa,” ujar Iwan Fals.

Malam harinya cuaca tidak bersahabat di lapangan tempat berlangsung konser yang dijadwalkan besok (Sabtu sore). Hujan deras menyebabkan soundcheck ditunda.Tapi anehnya hujan hanya menyirami lapangan konser. Sementara di beberapa tempat lainnya seperti alun-alun kota dan hotel tidak hujan. Malam itu di Silaturahmi Iwan Fals menyemangati para penggemar dan meyakinkan kepada semua tentang nilai-nilai kebaikan. “Inilah kita, memberikan kebaikan dimanapun kita berada. Di jalanan, di istana, dimanapun. Jalani semua dengan bahagia.”

Sabtu (25/4) Lapangan GOR Kilongan Luwuk Banggai mulai dibanjiri ribuan penonton. Lapangan sepak bola ini tidak terawat sebelumnya. Selama empat bulan dibersihkan oleh panitia secara gotong royong setiap Sabtu-Minggu. Tidak kurang dari lima belas ribu orang hadir di Konser Air Iwan Fals. Di Pintu I dipasang spanduk bertuliskan “Datang Bersih Pulang Bersih.”

Dari kejauhan nampak Iwan Fals di atas panggung Konser Air menyampaikan suara hatinya. “Hari ini 25 April, 18 tahun yang lalu anak saya Almarhum Galang Rambu Anarki pergi. Semoga dia hadir di sini,” kata Iwan Fals . Kalimat tadi mengawali lagu pembuka Bangunlah Putra/iPertiwi.

Iwan Fals bercerita tentang laut. Kesan laut adalah seperti yang tertulis di Tak Biru Lagi Lautku. “Rupanya saya keliru. Di sini ikan-ikan bisa menari di kaki. Kalian bisa jaga ?” tanya Iwan Fals langsung disambut dengan jawaban penonton : “Bisa !”

Meluncur lagu kedua, Sisik Neipuan. Lagu daerah yang dibawakan ini membuat kagum penonton. Bahkan ibu-ibu yang kebanyakan duduk tribun meneteskan air mata. “Haru dan mengingatkan suasana masa lalu,” ujar seorang ibu duduk di tribun atas. Sementara ada kejadian lucu seorang penonton lelaki usia sekitar 50 tahunan di kawasan parkir.

“Bapak mengapa tidak masuk ke lapangan?”
“Nanti aja di dalam sana belum terlalu ramai. Yang nyanyi masih penyanyi lokal,”
jawabnya,
“Maaf bapak, itu yang nyanyi Bang Iwan,” sambil mencoba kujelaskan,
“Mana, Iwan mana, Iwan Fals, masa iya. Itu khan lagu daerah Luwuk”
“Iya Iwan Fals. Mau bapak Iwan apa?”
sambil berusaha mengakrabkan diri dengannya,
“Oh tidak, nanti saja saya tunggu Iwan Fals,” tegasnya.

Sesaat kemudian dari atas panggung meluncur kalimat “Kalau ada yang berani merusak keindahan Luwuk gimana? Kita Bongkar !” Bongkar menghentak. Dan jelas terdengar dari kejauhan bahwa itu suara Iwan Fals.
Di penghujung Bongkar bapak berkumis tebal ini beranjak dari mobil jeepnya sambil berucap: “Maaf ya dek, bapak masuk dulu, itu Iwan Fals sudah nyanyi tidak kasih tahu bapak.”

Konser Air berjalan tertib hingga penghujung acara. Iwan Fals dan band membawakan 19 buah lagu dan sangat antusias direspon penonton yang datang bukan saja dari Luwuk. Ada dari Palu, Gorontalo, Manado bahkan ada penonton dari Bali. Konser Air menjawab kerinduan masyarakat Luwuk. “Kami yang hidup di kota kecil seperti Luwuk ini ingin sekali Bang Iwan Fals bernyanyi di kota kami. Dan masyarakat sangat terhibur karena bisa menyaksikan langsung dari dekat Bang Iwan Fals. Terima kasih Bang Iwan Fals,” ujar Haris Djaafar selaku panitia. *sr


Leuwinanggung, (27/4)