Opini BISA BICARA ITU PENTING


Ada kalanya kita mengalami rasa tidak percaya diri saat ingin menyampaikan sesuatu. Namun pada saat muncul rasa percaya diri tinggi menyampaikan sesuatu tetapi hasilnya malah meleset. Sementara di lain pihak seorang pemuda tidak tampan piawai memainkan jurus rayuan maut mampu meluluhkan hati perempuan cantik. Ada juga pemandangan ribuan orang terkagum-kagum menyaksikan sang orator di atas mimbar. Berbagai macam peristiwa tersebut pernah ada. Hingga muncul pertanyaan, koq bisa ya?

Seorang anak kecil pemalu tidak pernah mau berkata untuk mengatakan iya atau tidak kini tumbuh menjadi pemuda pemberani dan pandai berkomunikasi. Perubahan yang drastis ini hasil dari proses belajar dan latihan. Semua pun demikian jika proses belajar dan latihan dijalani secara tekun bakal membuahkan sesuatu yang tidak bisa menjadi bisa. “Latihlah bibirmu agar pandai berkicau sebab mereka sangat perlu kicau yang merdu,” kata Iwan Fals (Lagu Nak-2).

Public Speaking merupakan sebuah rumpun Ilmu Komunikasi di mana mencakup berdiskusi, berdebat, pidato, memimpin rapat, moderator, MC, presenter dan kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan. Public Speaking menggunakan strategi dan teknik berbicara yang tepat. Bagaimana sebuah pesan kita sampaikan masuk, mengena, melekat. Bisa bicara itu penting.

Pandai bicara bukan berarti banyak omong tetapi kemampuan mengolah kata-kata menjadi rangkaian kalimat yang disampaikan mampu menguasai alam bawah sadar pendengar, dapat merubah pola pikir, dan selanjutnya mempengaruhinya apapun yang dikatakan tak bisa dibantah seolah mengatakan iya. Ada tiga senjata utama Public Speaking yaitu kata, nada, dan jiwa. Pilihan kata yang tepat dengan nada bicara teratur serta penjiwaan menjadi senjata ampuh. Ibarat lagu, soul-nya dapet. Jika seseorang mampu memberikan inspirasi perubahan positif ketika berbicara depan publik maka dia menguasai Public Speaking.

Untuk diketahui Public Speaking dipelajari oleh santri kobong dengan istilah muhadlarah. Artinya Public Speaking di kalangan santri kobong bukanlah barang baru karena santri kobong melatih dirinya bicara depan publik dan berdebat setiap seminggu sekali. *sr


Leuwinanggung, (6/2)