Pastinya semua tahu dengan kalimat yang berbunyi “ Antara aku, kau, dan bekas pacarmu ”. Sebuah judul lagu yang akrab di telinga kita. Tapi apa jadinya jika kalimatnya berubah menjadi “ Antara aku, kau, dan Iwan Fals. ” Ini bukan lagu baru dan memang belum pernah ada lagu berjudul itu. Jika disimak maka akan memberikan arti, kita. Semuanya terintegrasikan menjadi satu. Melebur ke dalam satu kata yakni kita. Siapa kita? Kita adalah antara aku, kau, dan Iwan Fals. Pertanyaan ini dilontarkan kepada satu orang, dua orang, dan selanjutnya maka dengan jawaban yang sama akan melahirkan kekuatan besar spiritualitas yakni silaturahmi.
Iwan Fals mempertemukan kita. Rangkaian kata-kata dan nada menjadi lagu memiliki daya empati sehingga menarik banyak orang untuk menaruh perhatian, menyimak, mendengar, menghafal, bahkan sampai membedah lagu ciptaan Iwan Fals. Siapa yang bisa menyangka sebelumnya kalau di antara penggemar yang di Surabaya bisa bersahabat dekat dengan penggemar yang di Jakarta. Penggemar yang di Medan bisa berteman baik dengan penggemar yang di Bandung. Bahkan dengan yang di luar negeri sekalipun. Kekuatan dari karya cipta lagu mengungkapkan ekspresi dan mengalir apa adanya adalah kharisma yang melekat pada diri Iwan Fals. “Iwan itu kuat dalam menulis lagu. Kekuatannya menulis itu mungkin sama dengan Jim Morisson dari The Doors“ kata (Alm) Frangky Sahilatua.
Konser Iwan Fals selalu dirindukan oleh penggemar. Konser adalah media yang bisa mempertemukan sesama penggemar. Kaitannya dengan konser, Iwan Fals menuturkan beberapa hal tentang makna konser. Pertama, konser adalah silaturahmi. Jika konser dimaknai menjadi tempat silaturahmi maka tidak ada niat jahat untuk membuat kekacauan malah yang ada adalah saling menghormati dan saling menikmati suasana konser. Bayangkan disitu ada orang berdagang makanan, minuman, kaos, dan lain-lain. Belum lagi pasangan kekasih yang ingin menikmati hiburan dengan menyenangkan. Termasuk anak-anak yang sudah mulai mengenal dengan lagu-lagu Iwan Fals. Mereka berkumpul tentunya orang-orang baik yang datang baik-baik menikmati suasana konser dengan bekal saling asah saling asih saling asuh. Kedua, konser adalah pohon. Pohon menjadi jawaban untuk menghadapi kehancuran peradaban manusia. Bahwa pertumbuhan pohon tidaklah secepat penebangannya dan satu pohon dewasa mampu mencukupi oksigen 2 orang manusia maka setiap konser Iwan Fals bukan sekedar seruan untuk menanam pohon tetapi berbuat melakukan aksi nyata. “ Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata “ : ungkap WS Rendra. Ketiga, konser adalah sampah. Perlu keteladanan mulai dari diri sendiri terhadap kebersihan sekitar semisal tidak membuang puntung rokok sembarangan. Ingat, sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil-kecil dulu. Iwan Fals memberikan apresiasi luar biasa kepada penonton di sebuah lapangan konser yang mampu menjaga kebersihan. Datang sebelum konser bersih pulang setelah konser lebih bersih. Konser yang sukses adalah konser dengan indikator penonton yang tidak mengotori dan memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Sehingga movement ini menjadi gerakan bersama untuk dikabarkan kepada banyak orang agar menjadi budaya Indonesia. Keempat, konser adalah kemandirian. Penonton datang berduyun-duyun atas dasar panggilan hati karena cinta bukan atas dorongan diiming-imingi sesuatu atau digerakan oleh kelompok tertentu. Kemandirian adalah sebuah sikap berani memberikan inspirasi untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Aher Gubernur Jawa Barat memuji loyalis Iwan Fals kalahkan loyalis parpol. "Kita lihat tadi, loyalis Iwan luar biasa, kalahin loyalis partai (politik). Kalau loyalis partai, hujan tuh bubar. Ini nggak. Saya datang tadi pas hujan, mereka tidak bergeming, bertahan, nggak keluar dari lokasi. Ini luar biasa,” kata Aher di Leuwinanggung.
Lagu kita masih sama, Indonesia Raya. Dunia menanti ibu pertiwi memperdengarkan tembang eloknya ditemani anak zaman lantang berteriak sanggup merubah dunia. Kita tunjukan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu. Revolusi budaya lahir dari kesadaran kolektif dan kita mulai dari sini. *sr
Leuwinanggung, (2/6)
[Selengkapnya] 07-03-2015 09:29
07-03-2015 08:46