Dibaca Dan Direnungi

Siang di halaman depan Fals Record obrolan mengalir santai. Hari itu Senin, 10 Agustus 2020 atau seminggu menjelang HUT Kemerdekaan RI. Peristiwa yang mengingatkan kepada tokoh proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta. Iwan Fals menulis lagu yang menyebut kedua tokoh tersebut. “Negeri Kaya” lagu yang ditulis di album “Raya”. “Bung Hatta” ditulis di album Sarjana Muda pada tahun 1981.

“Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna”.
“Filosofi meluaskan pandangan serta mempertajam pikiran, sekaligus berguna untuk menerangkan pikiran dan penetapan hati”.


Dua kalimat di atas adalah pikiran-pikiran Bung Hatta. Bisa diartikan bahwa pada zamannya telah ada orang hebat yang memiliki pandangan saat itu kemudian pandangannya masih berlaku sampai saat ini. Literasi filsafat Bung Hatta.

“Mengapa sampai terpikirkan Bang Iwan membuat lagu untuk Bung Hatta?”
Sambil menyanyikan potongan lagunya Iwan Fals berucap : “Nggak tahu, muncul begitu saja. Waktu itu lihat berita di televisi. Kagum kepada beliau jadilah lagu,” ucap Iwan Fals
“Bicara soal Bung Hatta adalah bicara soal proklamator dan pikiran-pikirannya. Apa tanggapan Bang Iwan?”
“Bung Karno tidak mau membacakan proklamasi tanpa Bung Hatta. Saya pernah diberi buku oleh keluarga Bung Hatta. Kemudian saya diberi tahu ternyata Bung Hatta itu Bapaknya Perumahan Indonesia,” jawab Iwan Fals.

Obrolan terhenti. Siang itu ada tamu datang. Cikal menyambutnya di arena parkir Panggung Kita. Nampak dari kejauhan tamu yang datang adalah sosok yang kerap muncul di pemberitaan. Sosok pekerja keras, mencintai pekerjaannya, hingga membawanya duduk di kursi menteri. Dia Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Iwan Fals meletakkan gitarnya. Mendekat dan menyambut hangat. Mempersilahkan duduk. Kopi hitam menambah suasana hangat. Kopi Leuwinanggung 19 ampuh mendekatkan jarak. Beda dengan covid 19 yang mengharuskan jaga jarak.

Jaga jarak tidak lantas diartikan menjauh secara batiniah. Seni peristiwa, pejabat adalah abdi rakyat. Tak ada jarak antara pejabat dan rakyat. Ini yang kemudian mempertemukannya. Berada pada satu frekuensi. Antroplogi bisa dibaca dan direnungi.

Ketika dimaknai stakeholder maka Iwan Fals berhak menanyakan nasib jalan tol yang melintasi samping rumahnya. Dibangun saat SBY menjabat Presiden RI dan kini nasibnya tanda tanya. Sebagai stakeholder maka kunjungan menteri ini menyerap aspirasi berbagi inspirasi.

Tertulis kata-kata bermakna doa untuk Bung Hatta. “Terbayang baktimu terbayang jasamu terbayang jelas jiwa sederhanamu” adalah tentang keteladanan yang diwariskan untuk generasi saat ini. Iwan Fals menyanyikannya sebagai aspirasi tentang literasi sejarah. Iwan Fals menyanyikannya sebagai inspirasi generasi. Iwan Fals menyanyikannya kembali di siang itu bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Basuki Hadimuljono menemui sang pencipta lagu “Bung Hatta”. Di titik pertemuan ini diakui lagu-lagu Iwan Fals menghidupkan romantisme. Romantisme peristiwa masa lalu baik itu yang sifatnya sejarah bangsa Indonesia maupun peristiwa sehari-hari. “Bung Hatta”, “Kumenanti Seorang Kekasih”, “Hio” bukan sekedar nyanyian tetapi dibalik itu menyampaikan pesan. Lagu-lagu Iwan Fals menjadi media komunikasi. Dia menumbuhkan imajinasi menghidupkan kata-kata.

Basuki Hadimuljono melepas kemeja lengan panjang putih. Menggantungkannya di cermin samping drum. Berkaos hitam tertulis sebuah nama “Iwan Fals”. Tak mau kalah, Iwan Fals pun membuka kemeja lengan panjang hitam. Berkaos hitam bertulis “PUPR”.

Studio Fals Record menjadi ruang ekspresi. Iwan Fals (vocal, gitar akustik), Raya Rambu Rabbani (bass), Yose Kristian (keyboard, perkusi), Basuki Hadimuljono (drum). Di dalamnya terjadi proses dialektika. “Hio” menjadi nyanyian suara hati. Untuk yang sedang bertugas membangun infrastruktur. Suara untuk menemani kuli jalanan. Suara untuk pejabat penentu kebijakan.

Tak berlama-lama bermain musik. Masih banyak yang harus dikerjakan. Indonesia teramat luas. Akan terjangkau jika energi positif menyertainya. Selepas bermusik bersama Iwan Fals, Basuki Hadimuljono melangkah pamit. Sebatang pohon jati emas diserahkan Basuki Hadimuljono untuk Iwan Fals. Akan ditanam Iwan Fals di Jonggol.

Leuwinanggung, 19 Agustus 2020

Penulis: Syaiful Ramadlan
Fotografer : Dok. Tiga Rambu
Editor : Cikal