Mengangkat Kisah Orang Pedalaman

Sabtu, 24 Agustus 2019 mulai jam 19:00 WIB Malam Puncak 29 Tahun SCTV. Bertempat di Indonesia Convention Exhibition Hall 10 BSD City dan bisa dinikmati dari layar televisi. Hiburan yang mendidik adalah hiburan yang menampilkan nilai-nilai kebangsaan. Tanah Airku Ciptaan Ibu Sud disuarakan Agnez Mo dengan sentuhan musik Erwin Gutawa Orchestra. Membawa perlahan larut ke dalam cinta akan Indonesia.

“Tanah airku tidak kulupakan. Kan terkenang selama hidupku. Biarpun saya pergi jauh. Tidak kan hilang dari kalbu. Tanahku yang kucintai engkau kuhargai” selaras dengan perform musik tabuh Dol Bengkulu.

Jutaan pasang mata menanti siapa sosok yang bakal tampil setelah Opening Act. “Be Brave” disuarakan Agnez Mo dengan sentuhan kalimat menggugah.

“Dimanapun kita berada kita tetap Indonesia. Kita itu satu. Satu hati-satu cinta-satu jiwa karena kita Indonesia,” ucap Agnez Mo.

“Kuat Kita Bersinar” lantang disuarakan Superman Is Dead. Mengajak jutaan pasang mata menerka siapa yang bakal muncul selanjutnya. “Para Penerka” oleh Iwan Fals-Ariel Noah. Dibutuhkan kecerdasan dalam menyaring berita. Cepat dan terpercaya mesti dicari sumbernya yang tepat. “Percaya infotainment atau info teman?” ungkap Crew Tiga Rambu.

Iwan Fals yang selalu menjaga performa. Bagi yang tidak terbiasa serius latihan pasti akan keteteran. Disiplin soal waktu dan tanggung jawab kepada pekerjaan. Musisi berimajinasi. Liar dalam pikiran adalah daya jelajah. Menembus batas dari penjara pikiran. Liar dalam pikiran bukan berarti liar tanpa aturan. Dinamika orkestrasi adalah harmoni. Maka akan mudah menyatukan. Antara Iwan Fals dan Erwin Gutawa Orchestra.

“Aku Sayang Kamu” bahasa kejujuran Iwan Fals. Mudah dicerna dan sering dijadikan rayuan maut lelaki. Ekspresi jujur itu tidak saling mengelabui. Dipandang asik dan menggelitik. Dicermati dengan menghayati. Polos apa adanya. Tergambar pada suasana. Antara panggung dan respon penonton.

“Orang Pinggiran” dan “Balada Orang-Orang Pedalaman” menjadi pesan cinta untuk Indonesia. Iwan Fals pada tahun 1988 merilis album 1910 dengan mengangkat kisah orang pedalaman. Secara tekstual dan kontekstual mengena dengan peristiwa. Mengabarkannya lewat lagu.

Leuwinanggung, (29/8/2019).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto