Lagu Ghaib & Lagu Hits di Nyanyian Yang Tersimpan

“Nyanyian Yang Tersimpan” adalah gagasan untuk menghadirkan lagu-lagu itu ke publik. Ide ini terwujud sebagai kado akhir tahun 2018 dengan mengusung konsep eConcert yaitu konser yang mengintegrasikan offline concert dan online concert. Offline Concert artinya menyaksikan secara langsung di lokasi acara dan Online Concert artinya menyaksikan secara streaming. Industri musik di dalam arus teknologi menjadi tantangan musisi hari ini. Ada yang gagap ada pula yang menikmati arus.

Kemajuan teknologi mengakibatkan industri musik pun ikut berubah. Bagaimana pandangan Bang Iwan soal ini?
“Sama saja buat saya karena urusan musik urusan rasa. Anda orang media bagaimana bisa memberikan rasa kepada media. Musik itu membahagiakan. Cengeng aja kalo nggak bisa makin oke,” jawab Iwan Fals.

“Alhamdulillah masih diapresiasi masih didengar. Kenapa Alhamdulillah? Bayangkan dari ribuan orang profesi pemusik itu jarang. Saya pernah jalan ke daerah-daerah. Orang kantoran, pertokoan, perumahan, pasar, baru ada pemusik. Artinya saya bisa apa selain mencari kebahagiaan lewat musik,” timpal Iwan Fals memaknai perjalanannya hingga konser ini berlangsung.

Apa yang ditawarkan Bang Iwan untuk penonton konser ini?
“Sonata-gitar, Ardy-bass, Yose-drum, Edi-keyboard ini yang mengiringi saya di panggung. Musik kami do, re, mi, fa, sol, la, si, do dan tertarik musik tradisi. Ini silaturahmi dan disaksikan oleh yang jauh di sana. Datang gagah pulang lebih gagah,” ucap Iwan Fals.

Ada lagu-lagu yang tidak dipublikasikan. Dia tidak beredar resmi tetapi oleh penggemar direkam diam-diam maka peredaran terjadi di “pasar gelap” dengan kualitas yang tidak maksimal. Lagu-lagu “ghaib” ini bukan pilihan untuk masuk ke dapur rekaman dengan berbagai alasan. Iwan Fals punya banyak lagu yang tetapi tidak masuk dapur rekaman. Sesekali dinyanyikan saat latihan atau saat manggung. “Ghaib” karena tidak diedarkan tapi beredar, sulit ditemukan tapi ada.

2,5 jam 20 lagu.
2,5 jam manggung 20 lagu dibawakan Iwan Fals & Band.
“Terbuka (Gagap)” menjadi lagu pembuka. “Mencair sudah yang beku kenapa mesti diselimuti gagap semua sudah terjawab“ ditulis tahun 1994.

“Ya Atau Tidak” ditulis tahun 1992 yang isinya lugas seperti judulnya. “Tak aku pungkiri aku suka wanita sebab aku laki-laki masa suka pria,” sentuhan harmonika Iwan Fals menyapa penonton Livespace SCBD Jakarta.

“Aku Sayang Kamu” menjadi lagu ketiga dinyanyikan. “Bila engkau bicara persetan logika sedikit keras kepala ah dasar betina.”

“Nona” menjadi lagu keempat dinyanyikan. “Aku tak peduli apa kata mereka hari ini engkau di sini esok tetap di sini.”

“Annisa” ditulis tahun 1984. Annisa, penggalan nama sang anak yang bernama lengkap Annisa Cikal Rambu Basae. Isinya mengisahkan benih di rahim istri dan peristiwa yang terjadi seperti Tanjung Priok dan Cilandak meledak. Ayah Annisa yang bukan Superman sadar banyak peristiwa menyambut kelahiran Annisa. Rujak tujuh rupa untuk usia tujuh bulan selamatan banyak pasar yang tutup sebab ada juga rujak mortir. Lagu ini tidak masuk dapur rekaman. “Saat gelisah marah dan takut menyatu dua belas hari aku diinterogasi polisi.” Iwan Fals terharu usai menyanyikan lagu ini, “Sekarang Cikal yang bikin acara ini ajak bapaknya kemana-kemana,” ucap Iwan Fals.

“22 Januari” sebuah janji bersama istri yang ditulis tahun 1981 untuk membangun hubungan keluarga sakinah mawaddah warahmah.

“Ikrar” sebelas tahun kemudian tepatnya tahun 1992 Iwan Fals setelah banyak melakukan perjalanan menulis dengan kata-kata “Meniti hari meniti waktu membelah langit belah samudera ikhlaslah sayang kukirim kembang tunggu aku tunggu aku.”

“Bunga Kayu di Beranda” dan “Berkaca Pada Genangan Hujan” adalah lagu-lagu yang tidak masuk dapur rekaman. Dibuat saat masih tinggal di rumah kontrakan di Bintaro. “Bunga kayu di beranda warnanya merah dan putih kursi kosong yang menunggu siapa yang duduk di situ?” kata Iwan Fals.

“Berapa” ”Serdadu” “Mimpi Yang Terbeli” “PHK” “Pesawat Tempurku” “Balada Orang Pedalaman” menjadi pilihan lagu yang dibawakan untuk memecah kebekuan adrenalin penonton.

“Harapan Tidak Boleh Mati” dibuat untuk membangkitkan semangat saudara-saudara karena tsunami Aceh. “Harapan tidak boleh mati walau masjid dipenuhi sampah dan orang mati,” ucap Iwan Fals.

“Nyatakan Saja” pernah dibawakan di Konser Anti Kekerasan yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Planologi ITB Bandung 29 April 1999. Iwan Fals ditemani Iwang Noorsaid, Jalu, Nanoe, Cok Rampal. “Walau diam adalah emas yang jelas diam adalah diam,” ucap Iwan Fals.

“Adalah” menjadi salah satu lagu di album “Raya” tahun 2013. “Terima kasih yang maha kuasa memberikan kamu menemani hidupku keindahan hidup yang membuat merona warna-warni dunia yang sangat mempesona.” Lirik lagu dibuat oleh Rosana Listanto ini menjawab lagu “22 Januari” dan “Ikrar” yang sebelumnya ditulis Iwan Fals. Hening dan hanya petikan gitar akustik membawa masuk ke atmosfir batiniah.

“Lagu Bebas” entah judulnya apa, yang pasti pernah ditulis di twitter Iwan Fals 10 Desember 2018. “Alhamdulillah jadi lagu” menjadi kata-kata pembuka, apakah ini nama judul lagu atau sekedar pengantar? Yang pasti isinya menarik seputar hujat menghujat dan diujung Iwan Fals menulis, “Sekelas predisen dan yang pengen jadi presiden aja dihujat, bahkan sekelas ulama, atau bahkan nabi saja dihujat, apalagi cuma saya, yang tukang genjreng, ya sudahlah hujat saya sesukamu, siapa tahu membuat genjrenganku tambah asoii, dan yang menghujat masuk surga.”

“Untukmu Indonesia” menjadi lagu penutup. Lagu ini dinyanyikan di GBK Istora Senayan Jakarta tahun 2015 mengajak kepada semua untuk refleksi kebangsaan. Membumikan Indonesia menjadi tempat lahir mengabdi.

Panggung menjadi medan magnet. Apa yang ditawarkan menjadi sesuatu yang berkesan dan menyimpan kenangan. “Nyanyian Yang Tersimpan” mengungkap yang selama ini tersimpan. Selain alasan lagu itu tersimpan ternyata membutuhkan waktu untuk proses menciptakan hasil. “Annisa” baru pertama kali dinyanyikan di panggung yang menceritakan anak kedua Iwan Fals, Cikal. Dia disimpan dan diungkap malam itu setelah puluhan tahun dari kisah dalam perut, lahir, tumbuh, dan kini Cikal hadir dengan sebuah karya gemilang.

Sampai dengan penulis marapihkan artikel ini, Iwan Fals sedang asyik dengan kanvas dan cat. Abstraksionisme yang dianutnya mengisi warna hidup. Sesuatu yang tersimpan, “Sampai ketemu di karya.”

Leuwinanggung, 21-12-2018.

Penulis : Syaiful Ramadlan
Fotografer : Ichan Maulana
Editor : Rosana Listanto