Konser Situs Budaya Papua-Asmat

Mereka berusia 10-17 tahun telah mengangkat budaya Indonesia di panggung internasional. “Yamko Rambe Yamko” berkumandang di kota Roma, Italia. Kemudian “Indonesia Raya” dinyanyikan secara serempak oleh warga Indonesia setelah kelompok paduan suara anak The Resonanz Children Choir (TRCC) dinobatkan sebagai Juara 1 Festival The 8th Eterna Musica Roma (8/7). Ini salah satu bukti bahwa Papua sudah go internasional. Maka perlu ada upaya melestarikan budaya Papua dan salah satu caranya adalah Konser Situs Budaya Papua-Asmat yang digelar Sabtu, (16/9).

Banyak hal yang bisa dipelajari. Satu hal yang patut ditiru dari Papua adalah pola hidup penduduk asli suku Asmat, mereka merasa dirinya adalah bagian dari alam oleh karena itulah mereka sangat menghormati dan menjaga alam sekitarnya bahkan pohon di sekitar tempat hidup mereka dianggap menjadi gambaran dirinya. Batang pohon menggambarkan tangan, buah menggambarkan kepala, dan akar menggambarkan kaki mereka.

Iwan Fals & Band melakukan komunikasi lewat panggung. Rangkaian Konser Situs Budaya yang digelar merupakan lanjutan ke-6 memberikan hiburan, memberikan pendidikan. Pada setiap penampilannya, penonton merespon positif dan menjadi kumpulan energi. Apalagi penampilannya ditemani anak band yang selalu energik, Kotak. “Sekali anak band tetap anak band” adalah sebuah penegasan terhadap keyakinan diri bahwa siapapun, kapanpun, dimanapun mesti punya kepastian hati dalam melangkah. Ditanya wartawan soal penonton dan selebrasi, begini jawabannya.

“Apa kesan Bang Iwan terhadap penonton yang hadir hari ini?”
“Saya hormat kepada penonton. Budaya antri, bayangkan sejak siang sampai sore dari depan rumah sudah antri. Budaya mau antri dan tertib ini yang terus mesti dijaga,” jawab Iwan Fals.

“Ini September, apakah konser ini sebuah selebrasi untuk Bang Iwan yang lahir di bulan September?"
“Setiap hari saya selebrasi,” jawabnya singkat sambil tersenyum.

Selalu ada cerita, itulah Iwan Fals. Bagaimana tidak, saat lagu Pramuria menjadi pembuka, gelombang suara penonton terasa getarannya dari awal hingga akhir pertunjukan. Aku Menyayangimu, Cendrawasih, Sumbang, Aku Ada, Lancar, Kereta Tua meluncur dari atas panggung yang selalu direspon penonton menjadi nyanyian bersama. Iwan Fals sempat bicara tentang kasih sayang sesama manusia, peduli Rohingya.

Yamko Rambe Yamko, Balada Orang Pedalaman, Awang-Awang, Beraksi semakin menghentak memacu semangat dari kolaborasi Tantri, Cella, Chua bersama Iwan Fals & Band. Disambung kolaborasi tradisi Papua membawakan Mama Papua, Sajojo, Mereka Ada Di Jalan, Tikus Kantor.

Iwan Fals & Band menutup penampilannya dengan lagu Katanya, Di Bawah Tiang Bendera, Hari Kiamat. Tiga Rambu didukung oleh Mitsubishi Fuso terus berlanjut menjalankan program yang menghibur dan mendidik, Konser Situs Budaya. Iwan Fals menutup dengan kalimat “Sampai Ketemu bulan depan di Situs Budaya selanjutnya, Jawa Timur. Assalamualaikum.”

Leuwinanggung, (19/9).

Fotografer : Ichan Maulana
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto