Bukan Hanya Untuk Indonesia Tapi Untuk Dunia

Tentang penggemarnya yang hadir di konser, Iwan Fals menaruh hormat sambil berucap : “Mereka luar biasa. Mereka orang-orang baik datang dengan niat baik dan peduli soal sampah dan pohon. Kumpulan ini makin banyak makin bermutu. Bukan hanya untuk Indonesia tapi untuk dunia. Inilah arti silaturahmi.”

Silaturahmi, sebuah kata yang terucap dan seperti mengandung kekuatan maha dahsyat. Silaturahmi mampu menciptakan frekuensi yang sama gelombang batin para penikmat lagu Iwan Fals. Silaturahmi mampu menggerakan langkah kaki orang-orang untuk hadir menjadi penyaksi. Dan silaturahmi adalah kumpulan niat baik yang mengorganisir dirinya menjadi daya hidup sebagai spirit bagi pejuang hidup yang memiliki cita-cita penentu masa depan.

Sebagai makhluk budaya manusia bisa menciptakan kebaikan karena manusia mendayagunakan akal dan budinya untuk menempuh kebahagiaan bagi dirinya. Demi kesempurnaan hidup adalah berbagi kebahagiaan artinya kebahagiaan bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang banyak.

Dengan pikirannya manusia memperoleh ilmu pengetahuan, dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya, dan dengan perasaannya manusia menikmati kebahagiaan. Sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan adalah logika. Sarana untuk memelihara dan meningkatkan perilaku adalah etika. Sarana untuk memelihara dan meningkatkan mutu kesenian adalah estetika.

Kebudayaan perlu dikaji agar bisa mengembangkan kepribadian dan wawasan berpikir. Dalam proses kebudayaan terjadi penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut masalah kebudayaan. Dehumanisasi, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang menjadi hal yang mesti diantisipasi. Kita ingin menjaga nilai-nilai insani sebagai upaya memanusiakan dirinya dan lingkungannya.

Soal Citarum sebagai sungai yang masuk 10 sungai terkotor di dunia menandakan ada masalah kebudayaan yaitu matinya logika, etika, dan estetika dalam menyikapi sungai yang pernah dibanggakan pada awal-awal keberadaannya. Dan bicara tentang kotor dari sudut pandang agama, setiap pemeluk agama manapun mengajarkan hidup bersih. Maka soal Citarum menjadi tugas suci.

Album Mata Dewa tahun 1989 Iwan Fals mengisahkan kegelisahannya dengan menulis “Pinggiran Kota Besar” yang relevan dengan kondisi saat ini. Sebuah catatan hati tentang Citarum yang kabarnya mendunia.

Pinggiran kota besar kulihat tidur mendengkur Di ranjang banyak orang peduli kau bermimpi
Selagi cukup nyenyak asiknya buang kotoran lukai hari kami cemari hati ini Ada kabar engkau buta
Sungai kotor bau dan beracun penuh limbah kimia Kita mandi mencuci disana lihatlah lihatlah
Ikan ikan pergi atau mati tak kulihat yang pasti Kau yang tidur bangunlah segera lihatlah lihatlah
Telanjang anak kecil berenang di sungai kotor Tertawa riang bercanda sambil menggaruk koreng
Pinggiran kota besar merasa tidur terganggu Beranjak dari ranjang tutup pintu jendela nutup pintu jendela
Sungai kotor bau dan beracun penuh limbah kimia Kita mandi mencuci disana lihatlah lihatlah
Ikan ikan pergi atau mati tak kulihat yang pasti Kau yang tidur bangunlah segera lihatlah lihatlah
Hitam kaliku hitam legam hatiku Legam hariku legam hitam kaliku


Ini menjadi pendalaman untuk diskusi dan aksi. Wujudkan cita-cita mulia dengan membumikan wacana menjadi gerakan. Untuk menjawab persoalan Citarum adalah lakukan apa yang bisa dilakukan dimulai dari persoalan yang kecil dahulu dan terus menerus seperti tidak membuang sampah ke Citarum. Kotornya Citarum karena diawali membuang sampah terus menerus, dibiarkan dan menjadi kebiasaan. Limbah hewan, sampah domestik, hajat manusia dan yang paling besar adalah limbah industri. Kandungan kimia yang tinggi karena limbah industri perlu ditangani dengan pembinaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Leuwinanggung, (8/2).
Penulis : Syaiful Ramadlan
Editor : Rosana Listanto