Hadir Tidak Sendirian

…GO…GO…GO Bareng Iwan Fals & Band berakhir menjelang puasa. Sukabumi menjadi titik terakhir dari rangkaian konser yang di gelar. Ada penonton konser Iwan Fals selalu hadir di setiap titik. “Semua titik diburu. Karena setiap kota akan berbeda situasi. Bekasi, Bogor, Sukabumi kami touring motor. Subang dan Cirebon bawa mobil karena jarak lumayan jauh. Kami merasakan silaturahmi perlu dibangun dan konser menjadi media untuk itu,” ungkap Solihin Sby di Yon Armed 13 Cikembang Sukabumi.

Solihin Sby menyatakan ekspresi cinta terhadap Iwan Fals lewat berburu konser. Dia hadir tidak sendirian. Solihin Sby hadir bersama anggota Komunitas Tiga Rambu diantaranya Arif Pulogadung, Arsyad Kopit, Kardus, Ria Rahmansyah, Wawan, Tatung, Zainal, Bos mamat, Maing, Ranee, dan Onyeng. “Khataman di Sukabumi biar afdol. Lengkap semua titik karena pemburu konser harus ada dimanapun. Iri aku menyaksikan itu,” kata Onyeng.

“Assalamualaikum, kumaha damang?” Disusul dengan seruan : “Ayo Sukabumi malam mingguan!” Iwan Fals menyanyikan tujuh belas lagu. Indonesia Raya 3 Stanza, Badut, Untuk Yani, Desa, Esek Esek Udug Udug, Hutanku, Aku Antar Kau, Aku Sayang Kamu, Maaf Cintaku, Kembang Pete, Pesawat Tempur, Bento, Bongkar, Hio, Kuda Lumping, Pemborong Jalan dan Mimpi Yang Terbeli.

“Karena ini padat tolong dijaga perempuan dan anak-anak kita,” ujar Iwan Fals. Dua puluh lima ribu penonton hadir dengan damai. Setiap lagu selalu diikuti nyanyian penonton. Iwan Fals mengajak penonton untuk hidup penuh cinta dan penuh cita-cita. Karena itu iwan Fals selalu berpesan : “Angkat tanganmu setinggi langit. Tulis namamu di atas langit!”

Lapangan yang sangat luas ini tetap terjaga kebersihannya. Iwan Fals hadir tidak sendirian karena penonton sadar akan makna konser bersih. “Bang Iwan mau konser bersih. Datang bersih pulangnya bersih. Maka kami berusaha kompak dan menjalankan tugas sesuai posisi,” ungkap Bhotack Oi Sukabumi.

Di penghujung penampilannya Iwan Fals berharap dibukakan pintu maaf menjelang puasa. Iwan Fals berkata : “Puasa koq harga melambung tinggi, Mimpi Yang Terbeli.” *sr.


Leuwinanggung, (15/6).